Bukan Sekadar Berbagi: Siswa SIP 54 Tanamkan Semangat Kebangsaan di Ponpes Assalam Lampung Selatan


Lampung Selatan, 20 Agustus 2025 — Di bawah langit pagi yang cerah, halaman Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Assalam tampak lebih hidup dari biasanya. Tawa riang para santri menyambut rombongan tamu berpakaian rapi dengan wajah penuh semangat. Mereka adalah siswa Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan 54, yang datang bukan hanya membawa bantuan, tapi juga membawa harapan, motivasi, dan pesan penting tentang cinta tanah air.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program bakti sosial yang diinisiasi oleh siswa SIP 54 sebagai bentuk pengabdian sejak dini kepada masyarakat. Namun lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wadah untuk mempererat nilai-nilai kebangsaan, membangun karakter generasi muda, serta menjembatani semangat kebersamaan antara aparat kepolisian dan lingkungan pesantren.

Menanamkan Nasionalisme Lewat Aksi Nyata

Dalam sambutan pembukanya, Rana Ayu, salah satu siswa SIP 54, berbicara dengan suara lantang namun hangat. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal menyerahkan bantuan, tetapi sebuah langkah kecil untuk membangun jiwa nasionalisme di kalangan santri.

“Kami datang bukan sekadar membawa sembako atau perlengkapan sekolah. Kami datang dengan niat untuk menyampaikan pesan: bahwa cinta kepada tanah air adalah tanggung jawab kita semua, termasuk para santri. Kalian adalah generasi penerus yang kelak akan memimpin bangsa ini,” ucap Rana Ayu disambut tepuk tangan para santri.

Menurut Rana, pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, melainkan juga ruang penting dalam mencetak kader-kader bangsa. Oleh karena itu, semangat kebangsaan dan kepedulian sosial perlu ditanamkan sejak dini agar tumbuh menjadi karakter yang kuat dalam diri setiap santri.

“Belajar dengan sungguh-sungguh adalah bagian dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Santri harus percaya diri, berani bermimpi, dan punya semangat untuk membawa perubahan positif bagi bangsa,” tambahnya.

Bantuan yang Menguatkan, Motivasi yang Menghidupkan

Dalam kegiatan ini, para siswa SIP 54 menyerahkan bantuan berupa sembako, perlengkapan belajar, dan kebutuhan sehari-hari lainnya kepada pihak pesantren. Namun yang lebih berharga dari bantuan fisik tersebut adalah perhatian dan kehangatan yang mereka bawa.

Para santri yang awalnya malu-malu, akhirnya larut dalam interaksi. Beberapa bahkan terlihat antusias bertanya tentang dunia kepolisian, tentang bagaimana cara menjadi pemimpin, dan bagaimana mengabdi untuk negeri.

Di sela-sela kegiatan, sesi motivasi dan bincang santai diadakan. Para siswa SIP 54 duduk melingkar bersama santri, berbagi kisah perjuangan, pengalaman hidup, dan pentingnya menjaga nilai-nilai persatuan.

Apresiasi dari Pihak Pesantren

Dina, salah satu pengurus Ponpes Assalam, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Baginya, kunjungan ini bukan hanya bermanfaat secara materiil, tapi juga membangkitkan semangat para santri yang setiap hari bergulat dengan keterbatasan.

“Kami sangat berterima kasih. Anak-anak kami bukan hanya menerima bantuan, tapi juga mendapat semangat baru. Kehadiran siswa SIP 54 menjadi inspirasi, bahwa siapa pun bisa sukses jika terus belajar dan berjuang,” ujar Dina penuh haru.

Ia juga menambahkan bahwa pesantren selalu membuka diri terhadap kegiatan-kegiatan positif yang mendidik dan membangun karakter anak-anak asuh mereka.

“Bagi kami, ini bukan hanya tentang hari ini. Tapi tentang masa depan anak-anak kami. Mereka perlu diyakinkan bahwa mereka punya masa depan yang cerah, dan kehadiran kalian adalah bukti bahwa ada banyak jalan menuju cita-cita.”

Menutup Hari dengan Harapan

Acara ditutup dengan doa bersama yang penuh khidmat, dipimpin oleh salah satu ustaz pesantren. Doa itu dipanjatkan untuk keberkahan, kesehatan, dan kelancaran tugas para siswa SIP 54, serta untuk masa depan para santri agar selalu berada di jalan yang baik dan diridai Allah SWT.

Setelah itu, secara simbolis, bantuan diserahkan kepada pihak pesantren. Para siswa SIP 54 satu per satu menyalami santri dan pengurus, meninggalkan kesan yang hangat dan dalam. Beberapa santri bahkan tak segan mengungkapkan keinginannya untuk suatu hari bisa menjadi polisi, atau pemimpin seperti para kakak yang mereka temui hari itu.

Lebih dari Sebuah Kegiatan

Bakti sosial ini bukan sekadar program wajib atau kegiatan seremonial. Ini adalah cermin dari nilai-nilai yang harus dimiliki oleh calon pemimpin masa depan: empati, nasionalisme, dan pengabdian kepada masyarakat.

Para siswa SIP 54 menunjukkan bahwa menjadi anggota kepolisian bukan hanya soal disiplin dan ketegasan, tapi juga soal merangkul, membimbing, dan menjadi bagian dari solusi sosial.

Mereka datang, melihat, dan menyentuh hati — meninggalkan pesan bahwa setiap anak bangsa, tak peduli dari mana asalnya, punya hak untuk bermimpi dan diberi ruang untuk tumbuh menjadi pahlawan bagi negerinya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak